This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Permohonan Bantuan

Saat ini kami keluarga besar GITJ Sumberrejo - Lampung sedang menghadapi pergumulan yang sangat besar, yaitu pembangunan gedung gereja yang baru. Dari anggaran yang telah dibuat diperkirakan menelan biaya kurang lebih Rp 900juta dan sampai saat ini kami baru memiliki dana sekitar Rp 200 juta.Pembangunan sekarang sudah berjalan dengan biaya seadanya dan sudah masuk tahap pembuatan cor rangka bangunan.

Pada kesempatan ini izinkan kami memohon bantuan doa dan dana juga informasi seputar donatur yang nantinya dapat dimintai bantuan doa dan dananya sehingga kami dapat mengirimkan proposal Pembangunan baik ke gereja-gereja maupun instansi lainnya yang ada di Jawa, luar Jawa maupun yang ada di luar Negeri.

Demikian permohonan kami jemaat GITJ Sumberrejo - Lampung, atas bantuan dana, doa dan informasinya diucapkan terima kasih.

Untuk informasi lebih lanjut mohon hubungi kami:
1. Sdr.Yudo Sampurno: 0813 25 702033
2. e-mail: gitjsumberrejo@yahoo.co.id
3. Datang langsung ke alamat kami di:
    GITJ Sumberrejo - Lampung
    Alamat: Desa Tirta Kencana RT/RW 019/004
                Kec.Tuba Tengah, Kab.Tuba Barat
                Prop.Lampung - 34594.

Tuhan memberkati pelayanan kita. Amin...

Ikuti Bintang - Nya

Bacaan hari ini: Matius 2:1-12
Ayat mas hari ini: Matius 2:10
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 1-4; Wahyu 18

Banyak anak dan orang dewasa yang masih buta aksara di daerah-daerah pedalaman, tetapi hanya ada sedikit guru yang mau datang mengajar. Banyak juga orang yang menderita gizi buruk atau sakit menahun—bahkan HIV dan AIDS, tetapi hanya sedikit dokter yang mau merawat mereka. Banyak korban kekerasan di berbagai daerah, tetapi hanya sedikit yang mau menyuarakan dan memperjuangkan hak mereka.
Bukan karena hampir tidak ada orang yang memiliki kemampuan untuk itu, tetapi setelah berjerih lelah menyelesaikan pendidikan di universitas, banyak anak muda potensial merasa bahwa mereka layak mendapatkan karier terbaik di perusahaan-perusahaan terbaik di kota-kota terbaik. Akan tetapi, bagaimana jika Tuhan menghendaki sebaliknya?
Setelah mempelajari dengan seksama segala sesuatunya, orang-orang majus dari Timur datang ke Yerusalem hendak menyembah Sang Raja. Tujuannya jelas: istana! Namun, ternyata Sang Raja yang baru lahir itu tidak ada di istana. Bintang itu menuntun mereka ke sebuah rumah sederhana di kota kecil bernama Betlehem. Sang Raja hanya lahir di sebuah kandang, tetapi itu tidak mengurungkan atau mengecilkan niat mereka untuk menyembah-Nya. Mereka tetap bersukacita.
Bintang-Nya juga dapat menuntun kita untuk menyembah-Nya. Mungkin kita akan diarahkan ke istana, tetapi mungkin juga ke perkampungan kumuh; mungkin ke kota metropolitan, tetapi mungkin juga ke pelosok desa. Di mana pun kita dituntun untuk memberikan persembahan kita yang terbaik kepada-Nya, pergilah dan tetaplah bersukacita!
TIDAK ADA TUJUAN YANG PALING LAYAK UNTUK ANDA
SELAIN YANG DITUNJUKKAN TUHAN

Penulis: G. Sicillia Leiwakabessy\renunganharian.net

Peran Pasangan

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 21:2-20
Ayat mas hari ini: 2 Tawarikh 21:6
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30-31; 2 Korintus 11:1-15

Dalam film Amazing Grace yang bercerita tentang William Wilberforce dan usahanya menghapuskan perbudakan, sempat digambarkan bagaimana Wilberforce berputus asa. Namun, dalam kondisi demikian, istrinya terus menyemangati hingga kemudian Wilberforce meneruskan perjuangannya sampai berhasil. Istri Wilberforce telah menunjukkan baktinya kepada suami, sebagai istri yang menjalankan perannya dengan benar.
Ini tidak kita jumpai dalam kisah Raja Yoram. Dalam sejarah Kerajaan Yehuda, Yoram dikenal sebagai raja yang jahat. Tidak seperti raja-raja Yehuda sebelum dirinya, ia tidak mengarahkan bangsanya untuk setia kepada Tuhan, malah membuat mereka menjadi penyembah berhala. Ia juga tega membunuh saudara-saudaranya sendiri. Tuhan pun marah. Dia menghukum dengan membiarkan Yehuda dikalahkan oleh musuh-musuhnya selama masa pemerintahan Yoram. Dan, Yoram pun mati mengenaskan. Alkitab mencatat bahwa faktor utama dari kejahatan Yoram adalah sosok perempuan yang mendampinginya sebagai istri, yaitu anak Ahab (bandingkan dengan 2 Raja-raja 8:18). Sementara Ahab adalah seorang raja yang jahat—yang pernah memimpin Kerajaan Israel Utara. Maka, pengaruh sang istri begitu kuat dalam membentuk perilaku dan mendukung tindakannya.
Ini mengingatkan kita tentang betapa besarnya peran serta pengaruh yang diberikan suami atau istri pada pasangannya. Karena itu, masing-masing mesti belajar untuk berusaha menjadi suami atau istri yang terus mendukung pasangannya; lewat perkataan dan tindakan tiap saat.

KETIKA TUHAN MENGIZINKAN MANUSIA BERPASANGAN,
DIA MENANTI HIDUP KEDUANYA SEMAKIN MEMULIAKAN TUHAN

Penulis: Alison Subiantoro/
http://www.renunganharian.net

Piring-piring cantik

Bacaan hari ini: 2 Timotius 2:19-22
Ayat mas hari ini: 2 Timotius 2:19
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 27-29; 2 Korintus 10

Setiap kali hendak menata meja makan, ibu saya selalu menekankan satu hal: Pakailah piring yang bagus untuk menyajikan hidangan di meja makan. Apalagi kalau ada tamu, pasti peralatan makan yang terbaik akan dikeluarkan. Ibu saya akan selalu memprotes kalau saya dengan acuh memakai piring yang ”sudah jelek”, apalagi ada bekas gosong atau retak, untuk menyajikan hidangan.
Dalam bacaan kita hari ini, Paulus menggambarkan bahwa “di dalam rumah ada perabotan-perabotan yang dipakai untuk maksud mulia”--yakni yang terbuat dari emas dan perak, dan ada juga perabotan yang akan dipakai untuk maksud yang ”kurang mulia”--yakni yang terbuat dari kayu dan tanah (ayat 20). Dari gambaran tersebut, kita semua tentu ingin dipakai Tuhan untuk memenuhi maksud-maksud yang mulia, untuk melakukan pekerjaan yang besar. Maka, firman Tuhan menunjukkan caranya. Pertama, datang kepada Kristus melalui doa, dengan hati yang murni. Mengakui bahwa kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Kedua, dengan menyucikan diri dari hal-hal yang jahat (ayat 21). Menjauhi nafsu yang menuruti keinginan daging. Menjauhi berarti tidak mau berkompromi. Ketiga, jika dulu kita memakai waktu untuk juga mengejar hal-hal yang salah, kini kita harus memakai waktu yang ada untuk mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai. Terakhir, kita perlu tekun bersekutu dengan saudara-saudara seiman (ayat 22).
Tuhan rindu memakai kita untuk mengerjakan hal-hal yang besar. Bersediakah kita menyucikan diri dari segala kejahatan supaya kita siap dan layak dipakai Tuhan?
SUDAHKAH HIDUP KITA “DIBERSIHKAN” OLEH KEMURAHAN-NYA
AGAR LAYAK UNTUK DIPAKAI TUHAN HARI INI?

Penulis: Grace Suryani - http://www.renunganharian.net/

Ban Se'rep

Bacaan hari ini: Efesus 6:10-20
Ayat mas hari ini: Efesus 6:18
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 25-26; 2 Korintus 9

Diana adalah wanita karier. Setiap hari hidupnya lekat dengan setir kemudi. Ia biasa menyetir sendiri mobil sedannya ke mana-mana. Suatu hari ban mobilnya bocor di jalan tol. Segera ia menelepon teman untuk minta bantuan. “Di mobilmu pasti ada ban serep,” seru temannya, “Tahukah kamu cara memasangnya?” Diana menjawab: “Jangankan memasangnya, di mana letak ban serep itu saja aku tidak tahu!” Ban serep memang jarang diperhatikan. Ia baru diingat dan dicari saat kondisi sedang darurat.
Sama halnya dengan doa. Orang sering memandang doa sebagai ban serep. Mereka tekun berdoa saat hidup sudah terasa tidak karuan. Begitu jalan hidup kembali lapang, doa pun menghilang. Sikap ini bertentangan dengan pandangan Rasul Paulus. Ia memandang doa sebagai “senjata Allah”. Doa harus terus dikenakan agar orang beriman dapat bertahan dalam godaan. Ia harus dinaikkan “setiap waktu” (ayat 18). Kata “waktu” di sini memakai istilah kairos yang berarti kesempatan. Jadi, berdoalah pada setiap kesempatan yang muncul. Berdoa setiap waktu bukan berarti 24 jam kita harus melipat tangan dan menutup mata, melainkan terus hidup dalam kontak batin dengan Tuhan. Menyadari kehadiran-Nya. Doa harus dijadikan setir kemudi. Sesuatu yang utama, penting, dan mengendalikan sepak terjang kita. Dengan hidup dalam suasana doa, Tuhan bisa memimpin kita berkata dan bertindak sesuai kehendak-Nya. Kita bisa terus sehati sepikir dengan-Nya (ayat 19,20).
Cobalah periksa kehidupan doa Anda akhir-akhir ini. Bagi Anda, apakah doa menjadi sekadar ban serep, atau menjadi setir kemudi yang mengendalikan arah hidup Anda?

BERDOA SETIAP WAKTU
MENGHINDARKAN KITA DARI MASALAH YANG TIDAK PERLU

Penulis: Juswantori Ichwan